Aulia's Story
memikirkan untuk berhijab
Memikirkan untuk berhijab. Kira-kira apa yang terfikirkan di benak ukhtina semua kalau mendengar kata berhijab bukan hijabnya ya tapi berhijab, berarti kontennya lebih kepada mengenakan hijab itu sendiri. Banyak dari kita yang masih beranggapan alangkah lebih baiknya menghijabkan hati dulu baru kepala, kalau mendengan ungkapan seperti itu rasanya pengen bilang "aduh mbak, dek, kak, itu hati sudah terbungkus rapi di dalam bahkan tidak bisa dilihat siapapun kalau mau dihijabin gimana ya kudu operasi dulu" itu jawaban emak-emak sensi yang tensinya udah di ubun-ubun hehe..
aku terbelakang
berawal dari hijrah yang menurut sebagian orang awam sangat aneh dan berlebihan dalam berpenampilan bahkan bersikap, banyak yang bilang “eh ngapain sih pake baju gombrang begitu kan bisa pake rok sama atasan masih tetap syar’i. atau kenapa sih kerudung harus sebesar itu udah kayak pake mukenah ajah” aduuh mama sayange ini bukan semata-mata ingin dilihat berbeda dari wanita lainnya tapi karena kewajiban kita sebagai seorang wanita untuk menutup aurat dan itu termuat dalam al-Qur’an QS Al-Ahzab:59.
wanita dan peradaban
Apa yang pertama kali terlintas di benak kita ketika mendengar kata wanita?, tentu kita membayangkan sesosok wanita yang berfariasi dalam angan kita, entah mungkin ada yang membayangkan wanita dengan kecantikannya yang mampu membuat para pria terpanah atau wanita dengan keshalihahannya yang mampu membuat pria tertunduk dalam karena menghormatinya.
Empat tahun sudah ayah
assalamualaikum sholehah, semoga kita selalu dalam keadaan sehat dan istiqomah dalam kebaikan
berbicara tentang sosok seorang ayah memang tiada ujung pangkalnya, iya ayah yang selama ini ada buat kita. mungkin kalian bertanya-tanya mengapa harus ayah dan kenapa tidak mencoba untuk membahas ibu. kalau pembahasannya tentang ibu maka tujuh turunan tidak akan selesai tulisan ini hehehe.